Jumat, 09 Mei 2008

BBM NAIK.. Rakyat Semakin Menderita!! Bagaimana dengan Transportasi Listrik....

Akhirnya pemerintah memutuskan untuk menaikkan BBM pada awal juni 2008....
Dampak kenaikan harga minya dunia yang menembus angka USD. 120/barel, sehingga APBN tahun 2008 akan menanggung subsidi BBM hingga senilai 360 Trilyun yakni lebih dari 1/3 dari jumlah APBN-P yang ditetapkan baru-baru ini.
Kebijakan menaikkan harga BBM, menuai reaksi yang sangat keras dari berbagai kalangan di tanah air. Di Makassar dan beberapa daerah lainnya sudah mulai marak melakukan aksi turun kejalan memprotes kenaikan haraga BBM.
Dalam keadaan seperti ini korban pasti adanya dipihak rakyat kecil... saya selaku saksi sejarah atas meninggalnya 3 orang mahasiswa UMI-Makassar dalam aksi memprotes kenaikan BBM pada tanggal 26 April 1996 yang lalu, merasa sangat khawatir peristiwa ini akan terulang, dan akan menelan lebih banyak korban...(ya Allah semoga ini tidak terjadi)...
Andai saja pemerinta konsisten dan serius melakukan upayah dalam mencari sumber energi alternatif serta melakukan penghematan BBM di segala sektor, serta menumpas kejahatan di sektor BBM, maka sebenarnya permasalahan ini tidak perlu terjadi.
Suatu misal: Disektor transportasi yang menggunakan 48% dari kebutuhan BBM dalam negeri sudah mulai seruis diperhatikan. Beberapa waktu lalu kami bersama dengan rekan-rekan lainnya telah menggagas penggunaan transportasi listrik (Sepeda listrik, mobil listrik, bus listrik, kereta listrik dll) agar dapat menurunkan angka penggunaan BBM di tanah air.
Pertimbangan yang paling mendasar kenapa kami mengusulkan transportasi listrik yang dikenal dengan transportasi berkelanjutan adalah sbb:
Berbagai teknologi alternatif kendaraan berkelanjutan telah di k
embangkan sejak puluhan tahun diantaranya adalah teknologi kendaraan listrik baterai, kendaraan listrik hydrogen, kendaraanlistrik hibrida, bio diesel & bio ethanol.

Sumber : MATTRIK ( Masyarakat Transportasi Teknologi Listrik )

Disaat pemerintah Amerika sedang gencar menaruh harapan besar dan mendukung pengembangan kendaraan listrik hydrogen, kendaraan listrik Lithium semakin jelas akan segera memulai peranan utamanya sebagai pengganti era transportasi mesin bakar. Hampir semua produsen utama otomotif berlomba memamerkan dan mempersiapkan produksi kendaraan baterai lithium dalam waktu dekat ini. Dengan kapasitas yang besar, waktu pengisian ulang yang singkat serta umur pakai baterai yang panjang, baterai Lithium menjawab semua kendala pada generasi baterai sebelumnya Ni-Mh yang digunakan pada mobil-mobil hybrid.

Kendaraan listrik memiliki effisiensi energi yang paling tinggi dibandingkan dengan kendaraan mesin bakar konvensional. Pada mesin bakar 85% lebih dari energi yang dihasilkan terbuang menjadi panas, gerak dan gesekan komponen. Hanya sekitar 15% yang dapat dikonversikan menjadi energi kinetik penggerak kendaraan. Sedangkan pada kendaraan listrik justru terjadi kebalikannya dimana sekitar 88% energi yang dipakai dikonversikan menjadi energi kinetik penggerak kendaraan. Sehingga untuk menggerakan sebuah kendaraan dengan bobot yang sama, kendaraan listrik memerlukan energi yang jauh lebih sedikit dan juga tidak mengeluarkan polusi kendaraan sama sekali.

Teknologi kendaraan listrik baterai dipercaya akan dengan cepat berkembang dan mendominasi sebagai pengganti era transportasi mesin bakar, hal ini dikarenakan teknologi kendaraan listrik batterai memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan teknologi alternatif lainnya.

Pertama, penggunaan transportasi listrik akan memberikan effisiensi rata rata dua kali lipat lebih efisien daripada penggunaan transportasi berbasis mesin bakar.

Kedua, sumber energi transportasi listrik jauh lebih flexible dibandingkan dengan teknologi mesin bakar. Sumber energi bisa didapatkan dari sumber berbasis fosil seperti batubara, minyak bumi dan gas ataupun sumber energi terbaharui seperti tenaga air, angin, surya, biofuel, sampah, panas bumi dan lain lain tanpa harus merubah teknologi pada kendaraan. Flexibilitas ini sangat memperkuat ketahanan energi nasional dengan melepaskan ketergantungan akan satu sumber energi dan beralih pada sumber energi yang lain pada saat dibutuhkan.

Ketiga, penggunaan transportasi listrik akan mengembalikan kualitas udara dalam kota karena kendaraan listrik tidak mengeluarkan gas sisa pembakaran. Jika energi listrik yang dipakai didapat dari sumber yang berkesinambungan yang tanpa emisi dalam prosesnya, maka terjadilah mobilitas yang 100% berkelanjutan dari segi energi dan lingkungan. Jika pada tahap awal energi listrik yang digunakan masih didapatkan dari proses konversi energi fosil maka akan tetap terbentuk polusi, akan tetapi polusi tersebut akan jauh lebih kecil, jauh dari kepadatan penduduk dan lebih mudah dikendalikan.

Read More......

Jumat, 21 Maret 2008

MOBIL LISTRIK : hidup atau Mati

MOBIL LISTRIK : hidup atau Mati

Opini Pribadi : MASRAH

Dalam setiap kegiatan saya yang terkait dengan penelitian dan pengembangan mobil listrik ini, sering sekali saya disuguhkan pertanyaan sebagai berikut :

1. Kenapa memilih mobil listrik ?

Pertanyaan ini sering muncul secara spontan dari kalangan masyarakat, dosen,mahasiswa, peneliti, guru, pedagang, ulama, Pejabat, Bapak menteri sampai Bapak Presiden.

Jawaban saya pun beragam:

Jika waktunya agak singkat, maka saya jawab " Karena mobil listrik adalah jenis kendaraan yang ramah lingkungan dan hemat energi". Jika waktunya agak lumayan, maka saya jawab seperti ini : Kenapa anda menayakan itu?, apakah anda sudah pernah dengar atau tahu tentang mobil listrik? Jika beliau menjawab belum dan hanya ingin tahu aja, Maka jawaban yang paling tepat menurut saya saat itu adalah : " Karena mobil listrik adalah jenis kendaraan yang ramah lingkungan dan hemat energi" Jika waktunya agak santai, maka jawaban saya adalah : Karena BBM sudah semakin Mahal dan akan tiba masa BBM habis, karena itu kita butuh mobil listrik " Karena mobil listrik adalah jenis kendaraan yang ramah lingkungan dan hemat energi", sebab jika mobil menggunakan penggerak listrik, sumbernya listriknya bukan saja dari listrik diesel melainkan juga bisa dicatu dari Solar cell, tenaga air (PLTA), tenaga angin, panas bumi, batu bara, biomassa, biodiessel, serta fuel cell (teknologi yang lebih maju saat ini).

Jika diberi kesempatan untuk bicara di forum seminar, diskusi dll (waktu 1-2 jam) maka saya biasanya membuat prolog yang agak panjang dalam bentuk pointer-pointer : Kira-kira seperti ini :

PROBLEM :

1. Bahan bakar fosil tinggal 25 tahun lagi (hasil riset)

2. BBM di Indonesia urusannya pelik, disubsidi (beban keuangan Negara), Distribusi biaya tinggi, sering banyak manusia yang mati gara-gara BBM dinaikkan (AMARA 96, Peristiwa UMI Makassar April 1996)

3. Sekarang Harga minyak mentah dunia sudah mencapai 110 USD/barel jika dikonversi kedalam rupiah ini berarti harga BBM mestinya dijual dengan Rp.6.500,- s/d rp.7.000,-. Per liter. Dilematis " harga dinaikkan SBY –JK terancam bubar’ tidak dinaikkan Negara bisa bangkrut", lebih dari separuh APBN digunakan untuk subsidi BBM (baca : pengamat ekonomi,moneter serta warning dari politikus untuk cabinet SBY-JK).

4. Polusi udara akibat knalpot kendaraan (Jakarta kota ke 3 tercemar didunia), 80% pencemaran dari asap knalpot kendaraan (data swiscontac)

5. Korban polusi masyarakat menengah kebawah, 250 jt USD/thn biaya berobat (data WHO)

6. Indonesia sudah terlalu jauh ketinggalan dalam hal mobil BBM (sudah dikuasai ATPM yang tidak komit membangun Industri dalam negeri), kalaupun ada akan dibantai habis (baca : Timor, Mobnas)

BAGAIMANA MOBIL LISTRIK MENYELESAIKAN PROBLEM ?

1. Penghematan Energi : a. Listrik yang diproduksi dari BBM bisa langsung bisa digunakan dengan tingkat efisiensi sampai 96%. (baca: efisiensi motor listrik mencapai 96%) b. Dengan jaringan distribusi listrik yang ada, bisa menghemat biaya distribusi BBM selama ini. (baca: listrik sudah ada dimana-mana)

2. Penggunaan energi baru dan terbarukan ; • Mobil listrik bisa zero (0) BBM, caranya ?, Bangun PLTA, PLTS, PLTPB, PLTG, PLTN dan lainnya yang non BBM/BBF

3. Pencemaran Lingkungan : • Mobil listrik secara langsung tidak mengeluarkan asap (gas buang) jadi tidak plolusi (baca: kajian, perbandingan polusi mobil BBM dan Mobil listrik mulai pembuatan sampai penggunaan 10 thn didapatkan 1 : 0,009)

4. Membangun Industri mobil listrik : a. Kesempatan emas sisa 5-10 tahun saja , setelah itu semua industri otomotif besar dunia akan menjual mobil listriknya termasuk Indonesia sebagai sasaran pasar potensial. b. Dengan fokusnya industri besar menghabiskan stok mobil BBM-nya , kesempatan jika ada kebijakan Industri Mobil Listrik Nasional, semoga tidak diganggu. 5-10 tahun kedepan sudah bisa bersaing (baca: Toyota, Honda jualan mobil hybrid, mobil listrik tunggu 210-2015). Hybrid dalam 1 mobil ada 2 mesin penggerak (mesin BBM dan Listrik), kan jadinya mahal dan repot lagi pemeliharaannya (menyesatkan) sama seperti teknologi kapal selam aja, berlebihan. c. Dengan adanya industri mobil listrik nasional, kesempatan anak bangsa untuk menguasai teknologi penggerak listrik, teknologi ini bisa di aplikasikan di berbagai segmen lain seperti : mesin-mesin industri, alat berat, konveyor, lift, kapal laut, kapal selam, dll d. Bahan baku : Motor listrik sudah bisa dibuat local 100% di dalam negeri (baca : PT. Pindad buat motor traksi dan generator), besi karakatau steel, nikel PT. Inco dan perusahan tambang lainnya. Mobil listrik komponennya lebih sederhana : Komponen Elektronik, (baca ; Lipi buat resistor, dioda, trafo, magnet, PCB serta komponen elektronika lainnya) e. SDM- kalau yang ini tidak perlu diragukan lagi (tinggal nunggu komando)

5. Teknologi mobil listrik (banyak yang meragukan kemampuannya tidak sama dengan mobil konvensional):

a. Propaganda yang dibesar-besarkan :

1. Mobil listrik tidak bisa lari kencang, alias lelet : Bohong!, membuat mobil listrik menjadi kencang adalah teknologi yang mudah. Justru saat ini mobil tercepat didunia adalah mobil listrik (baca tesla roadster yg dibatasi produksinya hanya 1 unit dlm 1 minggu itupun dijual mahal, mobil ini bisa melaju 200 km/jam)

2. Mobil listrik tidak bisa jalan jauh, alias repot isi ulang listrik. Hati-hati ! Ini juga propaganda, (baca : mobil listrik kreasi mahasiswa di LN bisa sampai 340 km jarak tempunya), emangnya ada yang kuat naik mobil lebih dari 8 jam tidak berhenti sama sekali. Mobil BBM juga kan harus diisi BBM. Kenapa kalau listrik dianggap repot kalau mengisi ?

3. Mobil listrik Pengisian Ulang Energinya Lama , harus nunggu lama, Ini juga info menyesatkan !. Pengisian ulang energi listrik di Power Station (seperti pom bensin) Cuma butuh bisa 2,5 menit sampai 25 menit. Dengan penjualan energi sama seperti jual gas dalam tabung gas, yakni energi listrik disimpan dalam aki bisa dibeli energinya saja tabungnnya miliki produsen aki (jika molis pake aki),

4. Mobil listrik tidak bisa kena Air : Ini info yg sangat menyesatkan!!!. Orang tidak akan pernah membuat kapal selam kalau tidak ada system tenaga listrik. Banyak mobil-mobil yang bisa menyelam kedalam air hanya bisa pake penggerak listrik (baca: squab concept, Geneva motor show)

5. Aki mobil listrik menyebabkan polusi : wah lagi2 menyesatkan. Aki bisa dibuat ramah lingkungan, aki bisa didaur ulang, aki gel tidak pake air, technology storage buat mobil listrik sudah maju dan tinggal pilih (baca : LIPI bikin Lithium-ion batterai)

6. Mobil listrik Mahal : siapa bilang???.. mobil listrik bisa jadi mobil murah, komponennya lebih sedikit dan tidak rewel, bengkelnya juga bersih alias tidak ada oli dan jarang rusak. Justru karena , komponennya lebih sedikit dan tidak rewel inilah sehingga industri otomotif tidak tertarik. Harganya bisa lebih murah dari mobil konvensional.

FAKTOR PENGHAMBAT ;

1. Politik Ekonomi Global :, Perekonomian dunia dikuasai oleh perusahaan minyak, Hampir seluruh sector industri dan usaha besar di dunia ini dimiliki sahamnya oleh oil company. Perusahaan minyak akan mati-matian membunuh gagasan mobil listrik. Karena jika jenis kendaraan listrik ini rame digunakan (Baca: setiap produk mobil listrik dijual umum pasti laku keras, EV1 diproduksi 2000 unit ludes sekejab di US, kemudian di hancurkan legi oleh mereka), maka ini sama dengan kerugian besar bagi mereka (baca: who killed the Electric Car). Bayangkan jika 1 unit mobil listrik aja diloloskan, maka 10,7 juta rupiah uang yang semestinya dibelanjakan untuk BBM hilang dalam 1 tahun (baca: hasil ujicoba deptransport USA), apalagi jika 1.juta mobil berarti Rp. 10.700.000.000.000,-/thn x 5 thn = rp. 53.500.000.000.000,- silahkan itung sendiri di dunia ini ada berapa kendaraan yang pakai BBM (baca : Indonesia 2006, terdapat 24 juta unit kendaraan diluar TNI-Polri)

2. Pemerintah Tidak Berani.(Baca: kenyataannya bagaimana?)

3. Masyarakat Indonesia tidak cinta produk dalam negeri (baca : lihat kenyataan). HARAPAN : Kalu sekarang ini saya ditanya mengenai harapan saya : Rasanya Gelap Juga : Maka harapan saya hanya satu, semoga Aa Gym Cepat keluar dari pertafaquran-nya dan segera bisa tampil ke public lagi. " untuk memperjuangkan bangkitnya kecintaan terhadap produk dalam negeri". Amiin ya Allah. Segini aja dulu opininya (uneg-uneg), karena saya juga tidak tahu apaka sekarang saya masih hidup atau sudah "mati". Keyakinan akan pertolongan Allah Swt lah yang bisa membuat masih bisa nge-blog sekarang ini. 12 tahun x 19 jam sehari rasanya sudah saya curahkan untuk menggagas "kerjaan ini". Keluarga,sahabat, terutama Anak dan isteri selalu terampas haknya dengan kerjaan ini. "Selamat Tinggal Mobil Listrik", saya akan pulang ke rumah sekarang, untuk anak,isteri dan keluarga tercinta.

Kalau ada waktu lebih banyak maka saya tawarkan beberapa buku untuk dibaca.

Read More......

Senin, 10 Maret 2008

Squba, Mobil Listrik yang bisa menyelam di kedalaman air 10 meter

Catatan 03. Kunjungan ke Geneva Motor Show 2008 (via internet) Terinsfirasi mobil yang digunakan James Bond dalam film "The Spy Who Love Me". Mobil scuba ini mampu menyelam kedalam air hingga 10 meter dan juga mampu melaju tanpa driver (auto drive) atau dengan dikendalikan dari jarak jauh layaknya sebuah mobil remot kontrol.

Mobil Squba concept ini menjadi salah satu dari sekian banyak kendaraan yang dipamerkan di Geneva Motor Show 2008 yang menggunakan motor listrik sebagai tenaga penggeraknya. Pada saat mobil ini berada dalam air Motor Listrik berfungsi untuk memutar dua buah baling-baling dibagian belakang. Kecanggihan teknologi yang dipertontonkan Squba Concept ini memberi inspirasi tersendiri bagi para penggiat teknologi karena pada satu unit kendaraan ini terimplementasi teknologi auto driver (mobil bisa berjalan tanpa pengemudi) dan juga bisa dikendalaikan dari jaraka jauh layaknya sebuah mobil remot kontrol, ketahanan body kendaraan terhadap tekanan udara dan tekanan air, serta pengkondisian ruangan pada saat kendaraan berada dalam air kedalaman 10 meter serta beberapa instumen yang menggunakan peralatan conntrol secara automatic. Oke banget. Sayang sekali belum ada info mengenai harganya. Kelihatannya sangat cocok digunakan di jakarta yang sering banjir, dan mungkin mobil ini sudah dinanti-nanti oleh milyarder-milyarder yang ada di Indonesia

Read More......

Sabtu, 08 Maret 2008

Berkunjung ke Geneva Motor Show 2008.

Beberapa waktu yang lalu saya mengagendakan untuk ikut nonton pameran di Geneva Motor Show 2008 sekalian mengikuti salah satu kegiatan "3 rd European Ele-Drive Transportation Conference EET-2008 - Geneva", yang diselenggarakan pada tanggal 11-13 maret 2008. Bersama sahabat saya Mario Rivaldi pemilik Pt. Betrix Indonesia yang juga turut menjadi pembicara dalam kegiatan tersebut di Geneva kunjungi : http://www.ele-drive.com/sessions.php#1B. Setelah melakukan berbagai persiapan termasuk bahan-bahan proposal yang akan dibawa serta , saya mengkalkulasi biaya yang dibutuhkan untuk regesitrasi 4 juta rupiah dan tiket pesawat PP Ind0nesia to Geneva mencapai 45 juta belum termasuk biaya penginapan, operasional dan Piscal jadi total ya habislah 75 jutaan.. wah berat juga rasanya. Akhurnya menjelang detik-detik terakhir saya putuskan tuk tidak jadi berangkat. Rekan saya Mario Rivaldi akhirnya berangkat sendirian. Walaupun tidak jadi berangkat, saya cukup terhibur dengan mengunjungi Geneva motor show melalui internet... Nah beberap informasi mengenai hasil kunjungan saya akan saya posting via blog ini dan juga sebahagian di blog MATTRIK tentunya yang menarik perhatian saya dalam pameran ini adalah seputar perkembangan teknologi mobil listrik. Makanya posting saya kedepan akan memberitakan berbagai informasi seputar perkembangan Mobil Listrik yang dipamerkan di Geneva Motor Show 2008. Mengenai info pertemuan "3 rd European Ele-Drive Transportation Conference EET-2008" nanti kalau saya mendapat kontak dari rekan saya Mario Rivaldi baru saya infokan lebih lanjut atau nunggu beliau pulang dari Geneva baru kita diskusikan lebih lanjut.
Berikut info pendahuluan :
Pameran otomotif terbesar didunia dibuka 5 maret 2008 menampilkan mobil-mobil ramah lingkungan. Salah satu mobil ramah lingkungan yang ditampilkan adalah mobil listrik merek Th!nk, mobil listrik ini diproduksi oleh perusahaan yang berkedudukan di Noewegia. Dikabarkan GE (General Electric) telah menginvestasi dana senilai 4 juta us dollar terhadap pengembangan mobil ini, dan dalam waktu dekat akan menambah investasinya senilai 20 juta US dollar untuk mengembangkan teknologi A123System “nanophosphate lithium-ion battery. Kelak batteray yang dikembangkan ini akan digunakan pada kendaraan listrik.


Perusahaan TH!NK telah memproduksi mobil listrik sejak 17 tahun yang lalu, namun baru 1-2 tahun terakhir kendaraan listrik yang diproduksinya mengalami kemajuan pesat. Tampilnya produk mobil listrik TH!INK ini di Geneva Motor Show2008 adalah untuk memperkenalkan kemajuan perusahaan dan produknya atas dukungan GE Energy Financial Services yang telah memberi investasi senilai 4 juta us dollar dan menurut informasi pihak GE akan menambahkan 20 Juta US dollar lagi dalam mengembangkan Lithium-ion batterai yang akan digunakan kendaraan ini. Saat ini sejumlah 1.200 unit kendaraan listrik TH!NK telah beredar dikalangan Eropa dan dalam waktu dekan akan ditingkatkan kapasitas produksinya hingga mencapai 10.000 unit per tahun untuk memenuhi pasar Eropa. Wow luar biasa.. sukses buat TH!NK…
Sumber informasi :
Autoblogreen http://www.autobloggreen.com/2008/03/05/ge-sees-the-electric-car-light-invests-in-think-and-a123/

Read More......

Minggu, 24 Februari 2008

KIDZANIA INDONESIA ke 3 di Dunia setelah di Mexico dan Tokyo Jepang

Saya juga ikut senang.... Kidzania Indonesia dibanjiri pengunjung, katanya sampai antri untuk bisa dapat tiket masuk, mungkin shobat2 dan adik-adik belum tahu kalau sebahagian besar peralatan yang ada di Kidzania merupakan "buatan dalam negeri" alias dikerjakan oleh putra putri bangsa Indonesia sendiri. Hal ini karena Pak Riza Chalid (pemilik Kidzania Indonesia) sangat cinta dan support terhadap produk buatan dalam negeri.
Mobil Listrik Butan Kami di Kidzania...
Beberapa peralatan bermain di Kidzania Indonesia merupakan buatan tangan kami di Marlip. Awalnya kami merasa kesulitan juga karena mobil-mobil yang dipesan kekami tidak dilengkapi dengan data-data spesifikasi yang detail, untungnya ada foto2 yang diambil di Kidzania Mexico bisa membantu, semua mobil2 tersebut menggunakan motor listrik sebagai tenaga penggerak supaya tidak bising dan tidak polusi alias mengeluarkan asap... Mobil molen dirancang hanya pada bagian molennya saja yang mutar, ini foto2nya Foto 1 : Mobil Molen (Holcim). Kalau Go-Kart juga pakai battrai lumayan bisa dipakai kebut-kebutan, (Foto 2 : Go-Kart), Mobil pemadam kebakaran dibuat sedemikian rupa supaya bisa menyerupai mobil pemadam aslinya, wah asyik juga ya bisa naik pemadam kebakaran, kan kalau mobil aslinya kan tidak bisa membaya penumpang kecuali petugas pemadam, nah supaya bisa naik maka adik-adik seolah-olah jadi petugas pemadam beneran..(Foto 3 : Mobil Fire Car).
Ada stasiun pengisian bahan bakar, karena pada bagian Gun-nya dibuat getar dan dilengkapi dengan display counter digital maka seolah-oleh ada BBM yang keluar melalui selangnya,


(Foto 4 : SPBU).

Mobil ambulance untuk mengankut pasien di rumah sakit (Foto 5 : mobil ambulance). Ada mobil Bus yang bisa digunakan berkeliling kota Kidzania...
Semoga Kidzania bisa semakin sukses dan membangun kidzanianya di beberapa kota di Indonesia. Atau ada pengusaha lainnya yang tertarik juga untuk membangun arena bermain seperti ini dan mau bekerja sama dengan kami dalam hal pembuatan mobil-mobil electrik.. Amiin

Read More......

Selasa, 19 Februari 2008

Alhamdulillah 1 unit Mobil Listrik Marlip pesanan G E- Singapore hari ini telah tiba di Pelabuhan Singapore

Seru juga ya… hari ini saya sangat bahagia sekali, menurut informasi dari buyer kami (G E di Singapore) bahwa mobil Marlip pesanan mereka telah tiba. Sejak dulu memang kami selalu mendambahkan mobil listrik buatan kami bisa melancong kenegeri tetangga. Alhamdulilla tepat tgl 19 Pebruari 2008 Mobil Marlip Tiba di Singapore. Perjalanan yang panjang dan cukup melelahkan, namun ini adalah tantangan baru bagi TIM Marlip agar produknya bias mendapat kepercayaan dari negeri lain. Setelah secara selektif memilih buyer maka perusahaan G E menjadi pilihan untuk dijadikan parntner, disamping bentuk kerjasama yang ditawarkan cukup menguntungkan keduabela pihak, kami juga merasa senang menjalin komunikasi dengan beberapa engineering dan managernya disana. Seingat saya beberapa waktu yang lalu kami juga mendapat tawaran dari seorang pengusaha dari Brunei Darussalam yang akan membeli 100 unit mobil marlip, ada juga dari Bangladesh yang hendak memesan mobil Marlip dalam jumlah besar (150 unit per bulan) namun pada saat itu kami belum bias memenuhinya karena keterbatasan modal dan kapasitas produksi kami yang masih sangat terbatas dan juga kami memilih lebih berhati-hati dalam melakukan penjualan keluar negeri, kata orang-orang yang lebih berpengalaman bahwa jika terjadi sesuatu (perselisihan pembayaran misalnya) maka akan mengakibatkan kerugian besar.. wah bias bangkrut……
Mobil Marlip yang dibeli oleh pihak G E di Singapore ini jenis Golfo R.410-GL/GLX. Sesuai dengan kesepakatan Perusahaan G E juga kami tunjuk sebagai agen penjualan untuk Singapore, Dubai dan Malaysia. Menurut proposal yang ditawarkan bahwa sebagai perusahaan yang bergerak dalam Industrial service’s di berbagai Negara maka perusahaan G E akan menjadikan mobil Marlip menjadi salah satu peralatan yang akan disewa-sewakan ke konsumen mereka. Mohon do’a restu semoga semuanya berjalan lancer.. amiin
Catatan: G E adalah Initial Company yang menjadi Buyer kami di Singapore (sengaja dirahasiakan karena kami belum dapat persetujuan resmi dari mereka utk publikasi ini)

General Specifications :
Passenger capacity: 4
Range (loaded) (km) : 80
Max. speed (km/h) :30.5
Minimum turning radius (m) : 3
Max. movement after brake : ≤4m
Overall dimensions (L x W x H ) : 2400mmX1180mmX1750mm
Max. loading weight : 340kgs
Net weight : 480kgs
Body : Steel framework + Composite fiber glass body
Seats : Sponge + artificial leather
Floor : Steel + Composite fiber glass
Dashboard : forward/reverse switch, battery capacity indicator, ignition key
Lighting system and horn1 headlights, 2 front turn signals, 2 taillights( each combined 1 brake light with 1 turn signal)
Battery : Deep cycle 6 Volt 200 Ah x 6 Series parallel configuration / 36 Volt 200 AH
(Astra Group INA Suplies)
Charger : Indonesia origin, input 220 V-50Hz, output 36V, 25A
Motor : 3 HP, 36 Volt DC Series Traction, (General Electric Supplies)
Wheel (8"), wheel cap and tire : 18x8.5-8 wide tire
Controller : Solid Stated Speed Control 36-48 Volt 400 Ampere
Steering system : Single-stage rack and pinion steering system, automatic rocker compensating function
Brake system : Mechanical drum brake
Accelerator : Steeples speed change
Suspension system : Front and rear plate spring + vibration absorber
Driving mode : Rear axle two stage deceleration, motor direct driving
Rear axle : rear axle, gear ratio12.49:1
Reversing alarm : Standar Marlip

Read More......

Senin, 11 Februari 2008

NASIONALISME DAN TEKNOLOGI "Kebangkitan Pemuda Merebut Teknologi untuk Bangsa"



a.Membangun Pola Pikir Berjuang Merebut Teknologi
Kasihan bangsa, yang menjadikan orang dungu sebagai pahlawan, dan menganggap penindasan penjajah sebagai hadiah….
(Kahlil Gibran, Cinta Keindahan Kesunyian) Tidaka kita merasa.....
PEMIKIRAN untuk mengembangkan dan memanfaatkan teknologi di berbagai sektor terutama pada sektor industri baik dalam skala besar maupun industri kecil dan manengah dalam rangka meningkatkan nilai tambah dan mencapai peningkatan kemampuan sumber daya manusia khususnya bagi pemuda bukan lagi hal baru, akan tetapi hal yang baru pada gagasan ini adalah bagaimana mengiring segala potensi pemuda dan kemampuan teknologi nasional dalam “merebut teknologi itu sendiri”
Jika kita mau relajar dari kegagalan, berapa banyak perusahaan dengan investasi besar dengan konsep alih teknologi tidak sanggup lagi beroperasi. Contoh IPTN yang sekarang menjadi PT.DI, konsep pendiriannya dilaksanakan dengan konsep alih teknologi, dengan harapan agar putra-putri terbaik bangsa dapat mendapatkan alih teknologi pembuatan pesawat dari negara lain. Perusahaan Raksasa tersebut telah menyedot uang negara begitu besar dengan mudahnya jatuh terpuruk dan kini asetnya dijual BPPN dan tidak sedikit menjadi sumber penderitaan rakyat serta mengakibatkan banyaknya terjadi pengangguran teknokrat?
Yang menjadi pertanyaan seberapa jauh kita mampu mengalihkan teknologi pembuatan pesawat terbang tersebut? Saya yakin tidak ada satupun negara yang mau dengan mudah mengalihkan kemampuan teknologi negaranya kepada negara lain walaupun telah dibayar mahal..
Mungkin hasilnya akan jauh berbeda jika pendirian PT. Dirgantara Indonesia tidak meninggalkan jejak pendirinya dahulu dimana membuat pesawat dengan kemampuan yang dimiliki sendiri dengan hanya mendapatkan ilmu sebagai bahan perbandingan serta berupaya “mencuri” ilmu yang dimiliki oleh negara lain.

b. Pola Pikir Penguasaan Teknologi Yang Terbangun
Belum lama ini seorang teman baik saya baru saja kembali dari german menyelesaikan program S3 di bidang mesin pembangkit listrik, keberankatan beliau ke German untuk memperdalam bidang perancangan Generator listrik dengan harapan ketika selesai study beliau yakin akan mampu membuat generator listrik yang akan diproduksi di dalam negeri. Lengkapnya cita-cita beliau hendak merancang generador listrik dengan putaran rendah yang dapat menhasilkan daya listrik besar sehingga dapat digunakan pada pembangkit listrik tenaga angin. Setibanya kembali di indonesia beluai membawa bebarap konsep rancangan yang siap untuk dilaksanakan, tahun pertama di indonesia beliau sangat antusias untuk mewujudkan mimpinya dalam mebuat generator tapi sayangnya sampai pada tahun ke tiga seusia saat melakukan pendidikan di german generator listrik yang dicita-citakan belum juga nampak tanda-tanda jadi, akhirnya pada suatu kesempatan tertentu beliau menyampaiakan keluhannya kepada saya; Srah.. ko’ kalau saya lihat di german itu membuat mesin generator dengan mudah dilakukan oleh orang di bengkel-bengkel kecil di pinggir jalan, dan hasilnya bagus dan mereka mampu menjual produknya kepabrikan besar untuk diberi merek dan dipasarkan secara luas, tapi kalau di indonesia ini saya sudah tiga tahun mulai merancang dan membuat tapi ko’ Belem jadi-jadi ya…semangatnya kurang kali… kata saya, engga’ juga saya sudah mencoba dengan berbagai formula….tapi Belum juga ada hasil… Saya langsung menanyakan kepada teman saya itu seperti ini :
Apaka anda tahu orang german yang mebuat generator di bengkel pinggir jalan itu kalau pagi dia sarapan apa? Putranya berapa? Minuman yang paling beliau senangi minuman apa? istrinya namanya siapa?..... teman saya ini mendadak bingun… aneh kata dia, ngawur kamu srah.. ngapain saya harus tahu masalah yang tidak ada hubungannya dengan teknologi membuat generator listrik yang saya butuhkan..??!!
Nah.. inilah yang saya maksud, sebuah pola fikir yang tidak nyambung… sebuah polah fikir yang dibangun dengan konsep alih teknologi…bukan merbut teknologi… kalau kita mau relajar dari sejarah orang-orang besar dengan karya yang monumental maka kita akan melihat bagaimana awal merka memulai dalam upaya merebut kejayaannya…Makanya dalam bidang teknelogi seorang yang berhaasil mencatatkan HKI teknologi yang mengandung nilai kebaruan atau biasa disebut invensi disebut sebagai inventor atau penemuh bukan peng-alih teknologi, seorang yang sukses dalam bidang bisnispun juga demikian umumnya mereka ádala karyawan yang tekun dan dipercaya oleh pemilik atau pengusahanya lalu kemudaian beralih mendirikan usaha sendiri yang pada akhirnya mampu mengalahkan prusahan diman tempat dia bekerja sebelumnya. Bagaimana mungkin kita dapat dengan mudah mendapatkan sebuah kemampuan yang ditemukan atau dilakoni bertahun-tahun oleh sesorang hanya dalam waktu yang singkat tanpa jurus merebut ¡!!!.
Sebagai ilustrasi, sebuah rumah makan di daerah purwakarta jawa barat sederhana namun sangat ramai pengunjuang karena terkenal dengan menu ayam gorengnya yang disajikan dengan sambel tomat, karena saking ramenya seorang pengusaha bermodal tertarik untuk meminta izin kepada ibu pemilik rumah makan tadi dengan tawaran untuk mendirikan rumah makan dengan nama yang sama dengan membayar lisensi agar sang ibu memberitahu resep mengajarkan cara –cara menggoreng ayam dan membuat sambel tomat, singkatnya ilmu menggoreng ayam dan membuat sambel tomat pun telah dikuasai hanya dalam waktu satu hari belajar. rumah makan yang baru dengan penataan istimewa pun telah berdiri. Diluar dugaan, sudah menginjak 2 tahun rumah makan yang didirikan ditempat yang strategis, penataan yang istimewa dengan strategi bisnis moderen ternyata sangat sepih dari pengunjung, setelah diselidiki ternyata pengunjung rata-rata hanya datang satu kali untuk mencicipi dan setelah itu mereka tidak mau lagi mapir ke rumah makan yang baru tersebut dan kembali makan di rumah makan yang lama milik sang ibu tadi, masalahnya adalah karena rasanya tetap berbeda…lalu dimana letak perbedaannya? Alat penggoreng dan bahan ayam dan sambel serta cara pembuatannya ilmunya sama bersumber dasi sang ibu tadi…tapi ko’ rasanya berbeda aneh juga? Inilah yang disebut dalam istilah “ Transformation Know How” mungkin saja ilmunya sudah terserap habis oleh juru masak yang ada di rumah makan baru tadi, tetapi “know-how”nya yang tidak bisa dengan mudah dia dapatkan dari sang ibu tadi.. Now how ini adalah sesuatu yang dimiliki oleh para pemilik atau penemu teknologi/cara/metode/formula atau apalah namanya yang senantiasa melekat dalam dirinya sehingga merekapun sangat sulit intuk mendeskripsikan..apalagi mentransformasi atau memindahkan ke orang lain..”know how” ini lahir dan tumbuh mengikuti meningkatnya “kehalian” seseorang, dimana “keahlian” adalah sebuah kemampuan yang dilakukan secara berulang-ulang, tentunya yang menjadi modal dasar dalam menemukan kehlian tersebut harus memiliki “Ingenuitas, Kreativitas, dan kontinuitas serta konsistensi “, belajar dari kekagagalan alih teknologi goreng ayam dan membuat sambel tomat diatas maka untuk menjual coto makassar di Jakarta misalnya supaya laris tidak jarang pengusaha memboyong satu keluagra pedagang coto makassar ke Jakarta untuk membuat coto makassar pada rumah makan coto yang mereka buat dan terbukti ramai pengunjung karena rasanya tidak ada bedanya coto makassar yang dijual di makssar.
Tulisan Ini saya ambil dari Buku saya yang sama judulnya dengan posting ini.

Semoga bisa menjadi inspirasi bagi kita semua...

Read More......

Senin, 04 Februari 2008

PROFESOR RISET, MARLIP, dan OLIMPIADE SAINS

Tulisan ini menarik perhatian saya makanya saya posting ulang di blog saya ini. Nyinggung nama Marlip Solanya (gaweanku) walaupun hanya dikit hehehe.. begini lengkapnya:
PROFESOR RISET, MARLIP, dan OLIMPIADE SAINS
Oleh: Rahardi Ramelan, Guru Besar, Fakultas Teknologi Industri - ITS Surabaya.
Ahli Peneliti Utama - BPPT
Angin segar diakhir bulan September 2005 untuk para peneliti dan ilmuwan kita, dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Menpan No. 128/2004, bahwa Ahli Paneliti Utama (APU) dapat mempergunakan gelar Profesor Riset. Satu perjuangan yang panjang untuk mendapatkan “pengakuan” yang lebih baik. Guru Besar adalah jabatan fungsional tertinggi dalam bidang pendidikan tinggi dan dapat mempergunakan gelar profesor. Sedangkan Ahli Peneliti Utama adalah jabatan fungsional tertinggi bagi peneliti, dan biasanya memakai gelar APU. Masalahnya adalah gelar APU ini tidak banyak diketahui oleh masyarakat. Kita perlu mengakui bahwa masyarakat kita masih banyak menilai seseorang dari gelarnya. Demikian juga dengan para peneliti kita yang dipuncak kariernya mendapatkan gelar APU, menghadapi masalah pengakuan dalam masyarakat. Sebutan APU di masyarakat samasekali tidak dikenal dibandingkan dengan Profesor. Dengan dipakainya gelar Profesor Riset untuk Ahli Peneliti Utama, merupakan satu terobosan yang sudah lama dinanti oleh para peneliti. Penghargaan saya sampaikan kepada Ketua LIPI dan Menristek/Kepala BPPT yang telah menuntaskan perjuangan yang panjang tersebut.
Tapi apa maknanya pemberian gelar Profesor Riset ini? Kita memiliki beragam pusat penelitian di tanah air ini. Baik lembaga yang berdiri sendiri seperti LIPI, BATAN, LAPAN, BPPT, dan yang lainnya, demikian juga badan-badan penelitian yang berada diberbagai departemen dan kementerian. Kita memiliki juga pusat-pusat kajian dan penelitian diperusahaan-perusaahaan baik BUMN maupun swasta, serta lembaga-lembaga indipenden. Yang lebih penting lagi, bahwa kita memiliki potensi dan aset yang besar, yaitu para peneliti dan pemikir bebas berbasis ilmu pengetahuan (sains). Sayangnya fasilitas fisik dan SDM lembaga-lembaga penelitian ini kurang dapat dimanfaatkan dalam bidang pengajaran. Diharapkan dengan keputusan pemberian gelar Profesor Riset bagi para Ahli Peneliti Utama, maka baik fasilitas fisik maupun para Profesor Riset-nya dapat dimanfaatkan bagi program-program S-2 dan S-3 bekerjasama dengan perguruan tinggi. Bekerja sama dengan Guru Besar – Profesor di perguruan tinggi. Para Profesor Riset tersebut dapat terlibat penuh, baik sebagai promotor ataupun sebagai pembimbing para mahasiswa yang sedang menempuh program S-2 dan S-3.
Selain itu dipenghujung tahun 2005 ini para pemuda kita, bisa membuktikan kwalitas keilmuwannya dalam berbagai Olimpiade Sains. Menggondol medali emas dan juara umum dalam berbagai kompetisi internasional. Sungguh membanggakan dan memberikan harapan bagi masa depan bangsa ini. Tetapi apa artinya kalau mereka harus berhenti disitu. Hanya puas dengan medali emas dan juara. Bukan itu cita-cita mereka, tetapi bagaimana kerja keras dan ketekunan mereka dalam sains akan berguna bagi masyarakatnya.
“MARLIP” dan Start Up Company
Sewaktu Presiden SBY mencanangkan tahun 2005 – 2006 sebagai Tahun Ilmu Pengetahuan Nasional, Presiden telah menantang para ilmuwan untuk menunjukan hasil-hasil nyatanya. Dari berbagai hasil para ilmuwan dan peneliti, “Marlip” telah mencuri perhatian para pengunjung. Marlip atau Marmut - LIPI, adalah kendaraan yang menggunakan motor listrik sebagai daya dorongnya. “Marlip” menghadapi masalah dan rintangan dalam komersialisasi hasil penemuan, sama dengan hasil-hasil penemuan lainnya. Yaitu dana yang diperlukan untuk mematangkan satu penemuan supaya bisa menjadi produk yang diterima pasar, permasalahan yang sudah kronis dihadapi oleh ilmuwan dan peneliti kita. Berbagai upaya dan langkah-langkah telah lama dicoba dan dilaksanakan, tetapi belum ada break through yang signifikan. Hambatan yang dihadapi dalam komersialisasi hasil-hasil penelitian dan penemuan terutama disebabkan tidak adanya modal ataupun dana yang dapat menunjang kegitan tersebut. Dalam mendukung untuk berkembangnya satu perusahaan baru - Start Up Company, khsusunya yang berbasis iptek, ada dua komponan yang penting. Pertama adalah fasilitas untuk dapat mempertemukan segala aspek yang diperlukan untuk satu “usaha”. Proses produksi, perhitungan biaya, dana, pemasaran dan lain-lain. Untuk hal tersebut berbagai perguruan tinggi dan lembaga-lembaga penelitian telah mendirikan dan memiliki (Technology) Incubator – Inkubator (Teknologi). Berbagai ragam Inkubator tersebar didaerah-daerah. Selain inkubator telah dirintis juga yang dinamakan Open Laboratory, dimana laboratorium mengundang investor untuk bekerja sama melaksanakan komersialisasi hasil penelitian didalam laboratorium, dengan menambahkan beberapa peralatan yang diperlukan untuk produksi. Tetapi kenyataan yang kita hadapi adalah, bahwa dengan adanya berbagai inkubator dan open laboratory, belum bisa melahirkan start up company. Hambatan utamanya ialah, kurangnya atau tidak adanya dukungan dana.
Komponen kedua, seperti diungkapkan diatas, adalah modal atau dana. Dalam tahap penelitian, pemerintah sejak tahun 1990-an telah mengembankan program RUT (Riset Unggulan Terpadu), kemudian disusul dengan RUK (Riset Unggulan Kemitraan). Kedua program ini menyediadakan dana APBN untuk program-progran penelitian lintas institusi dan kemudiaan didalam program RUK diadakan kerjasama dengan swasta. Memasuki pematangan suatu hasil penelitian, yang biasanya dilakukan didalam inkubator, diperukan sumber dana lain yang sering dinamakan seed capital. Dari hasil inilah akan lahir pengusaha dan perusahaan baru berbasis iptek. Start up company (sebutan kepada perusahaan yang baru ini) berbasis iptek, biasanya dimotori hanya oleh perorangan atau kelompok yang berhasil melakukan penelitian dan pengembangan produk atau proses tertentu, yang sudah matang untuk dikomersialisasikan. Mereka tidak memiliki aset yang dapat dijadikan kolateral untuk mendapatkan kredit perbankan. Sebab itu diperlukan dana yang ikut dalam usaha baru ini. Usaha yang berisiko tinggi, tapi juga bisa menjadi leader dalam bidangnya. Dana atau modal semacam ini biasanya disediakan oleh Venture Capital (Modal Ventura). Ditahun 1970-an pemerintah telah memulai usaha ini dengan PT Bahana. Disusul kemudian hampir disemua daerah dibentuk Modal Ventura Daerah. Sayangnya dalam prakteknya, perusahaan-perusahaan tersebut tidak bertindak sebagai modal ventura seperti yang diharapkan, melainkan memberikan pinjaman dengan pengembalian melalui bagi hasil, dan ikut dalam manajemen perusahaan baru tersebut. Sehingga dalam perkembangannya perusahaan modal ventura tersebut tidak dapat diandalkan untuk membantu start up company berbasis iptek.
Setelah krisis tahun 1997, beberapa perusahaan modal ventura dari Amerika Serikat, Eropa, Jepang dan Malaysia, berhasil melakukan operasinya di Indonesia. Perusahan ventura tersebut mengincar perkembangan dalam bidang IT dan bioteknologi yang memasuki tahap komersialisasi dan membentuk start up company.
Ketiadaan atau keterbatasan APBN dan seed capital akan mengurangi lahirnya marlip-marlip baru. Sederetan “marlip-marlip” lainnya menunggu uluran tangan pendanaan modal ventura. Medali emas dan juara umum diajang Olimpiade Sains bukan tujuan akhir para pemuda kita. Mereka tidak ingin hanya “menang” dalam perlombaan, mereka ingin berbuat sesuatu untuk masyarakatnya, mereka juga ingin menjawab tantangan Presiden. Sudah saatnya otoritas moneter dan keuangan, serta para legislator, sungguh-sungguh memperhatikan masalah ini. Janganlah ketekunan dan kebanggaan para peneliti dan ilmuwan kita hanya akan berakhir sebagai Profesor Riset saja, atau para pemuda dan mahasiswa kita bangga sebagai pemenang didalam kontes saja. Terobosan Ketua LIPI dan Menristek belum tuntas sepenuhnya. Selamat berjuang.
LP Cipinang, awal Desember 2005.
Dimuat di Harian Republika, tgl 21 Desember 2005

Read More......

Senin, 07 Januari 2008

Sejarah Perkembangan Mobil Listrik

Mobil Listrik pertama kali ditemukan oleh Robert Anderson dari Aberdeen Skotlandia pada tahun 1830, namun baru sembilan tahun kemudian yakni pada tahun 1839 Mobil listrik ini merupakan saat pertama kalinya diperkenalkan kepada masyarakat. Beberapa tahun kemudian yakni pada tahun 1886 salah satu industri di Inggris memproduksi Mobil listrik yang digunakan sebagai taxi dengan menggunakan teknologi baterai 28 cell untuk mensuply motor penggeraknya. Inggris Pada tahun1897, Walter Bersey mendesain kendaraan listrik yang kemudian diproduksi oleh perusahaan London Electric Cab Company dengan menggunakan baterai 40 cell sebagai energi storage, yang mana Mobil tersebut mampu menghasilkan tenaga sebesar 3 tenaga kuda dengan kemampuan jarak tempuh sejauh 80,5 km, sebelum diisi ulang. Dan pada 1897, Pope Manufacturing Company di Hartford Connecticut Amerika Serikat, mulai memproduksi secara massal yakni sebanyak 500 unit mobil listrik selama dua tahun, 500 unit mobil listrik merupakan sebuah jumlah yang cukup besar ketika itu. Tahun 1898 Dr. Ferdinand Porsche dari Jerman yang saat itu berusia 23 tahun, membuat mobil pertamanya dengan nama Lohner Electric Chaise yang menjadi mobil pertama berpenggerak roda depan. Kemudian pada pembuatan mobil keduanya, Porsche mulai menggunakan teknologi hybrid yang menggunakan mesin bakar untuk menggerakkan generator yang akan menghasilkan tenaga untuk memutar roda lewat motor listriknya. Di mana dengan menggunakan tenaga baterai saja mobil ini telah mampu menempuh jarak perjalanan sejauh 64,4 km. Pada pengembangan selanjutnya, yakni pada tahun 1899 Pope Manufacturing Company mulai bergabung dengan 2 perusahaan mobil listrik lainnya, dengan membangun Electric Vehicle Company yang kemudian tercatat sebagai perusahaan yang berjasa besar bagi pertumbuhan industri mobil Amerika. Tahun 1900 Perusahaan mobil di Amerika membuat 1.681 mobil uap dan 1.575 mobil listrik serta 936 mobil bensin. Pembuat mobil asal Belgia Pieper ini, memperkenalkan mobil yang memiliki 3,5 tenaga kuda "Voiturette", serta menggunakan mesin bensin dan motor listrik di bawah tempat duduk dengan baterai yang bisa diisi ulang. Pieper mematenkan penemuannya ini pada sebuah perusahaan Belgia Auto-Mixte, yang pada perkembangan selanjutnya membuat kendaraan komersial antara tahun 1906-1912.
Tahun 1904 Electric Vehicle Company membuat 2.000 unit mobil taxi, truk, dan bus. Beberapa perusahaan kecil lainnya membangun 57 pabrik kendaraan dengan kapasitas produksi 4.000 unit.
Tertarik dengan buku ini :
Judul : Sejarah Perkembangan Mobil Listrik
Penulis : Masrah

Read More......

Kompas- "Marlip Masrah Kian Melaju"

Langka, kalau tidak bisa dikatakan tidak ada, peneliti Indonesia berstatus pegawai negeri sipil yang di tengah penelitiannya turut membangun industri sekaligus berperan memasarkan produk. Masrah adalah salah satunya.

Masrah (33) merupakan tokoh penting di balik lahirnya mobil marmut listrik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia atau Marlip. Dia menjadi ketua tim penelitian sejak tahun 1998. Marlip kembali menarik perhatian berbarengan dengan pencanangan Tahun Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) 2005-2006 di Monas beberapa pekan lalu.
Sejak digagas tahun 1998 dan tanpa anggaran pada tahun pertama, hingga kini jumlah Marlip yang diserap pasar ada 50 unit. Pencapaian itu di luar perkiraan, karena fase uji coba dan pemasaran dalam perencanaan Masrah ditargetkan baru pada tahun 2008.

Awal pemasaran Marlip tahun 2001 lalu, ketika Masrah nekat menyanggupi pesanan RSUD Karawang sekalipun belum sempurna. Ia sempat berbeda pandangan dengan para senior, khususnya mengenai arti teruji (proven) produk penelitian.

Proven bagi saya bila konsumen nyaman dan puas menggunakan. Kalau proven berarti memenuhi standar orang asing, namanya kita dibohongi, kata ayah dua anak itu. Ia pun tegas menolak tawaran kerja sama asing seperti China. Alasannya, secara internal tim peneliti belum siap.

Penolakan itu berlatar belakang visi industri otomotif dalam negeri berbasis riset. Saya rela jadi tumbal demi visi itu, kata insinyur elektro lulusan Universitas Muslim Makassar itu.

Ia sadar, sumber daya manusia peneliti dalam negeri sebenarnya berlimpah dengan kemampuan tak perlu diragukan. Persoalannya hanya kesempatan dan wadah.

Mimpi saya perahu industri otomotif berbasis riset akan menampung peneliti, termasuk mereka yang di luar, kata suami dari Rina Yusnita SH (31) dan ayah dari M Iqbal Maulana Hasanuddin (6), Nurilmi Z Adelia (3), dan M Ikhsan Maulana Taqwim (10 bulan).

Membangun perahu

Sejak awal Masrah sudah membuat peta riset Marlip, mulai ide, penelitian, prototipe, pengujian, pengajuan hak paten, komersialisasi, hingga Marlip model jalan raya yang ditargetkan tahun 2010 mendatang.

Demi visi itu pula, Masrah rela membagi waktu sebagai peneliti LIPI sekaligus karyawan swasta di perusahaan pembuat motor roda tiga di Bandung untuk belajar sistem penggerak kendaraan. Dua tahun kemudian ia ditawari posisi direktur produksi.

Dirasa cukup, Masrah kembali aktif membangun perahu industri otomotif berbasis riset dalam negeri. Keuletannya membuahkan tiga hak paten, satu di antaranya sistem penggerak mobil listrik.

Kini bentuk perahu tersebut kian jelas. Kesempurnaan teknis, seperti waktu pengisian baterai menjadi 2,5 menit saja, hanya soal waktu. Pasar? Kian hari permintaan meningkat.

Tahun ini, misalnya, Masrah bernegosiasi dengan sebuah resor golf di Bogor. Namun, ia memilih menghentikan negosiasi pesanan 180 unit Marlip tipe golf karena terbentur harga.

Pihak resor menawar Rp 35 juta per unit dari harga yang ditawarkan Rp 50 juta. Harga ini separuh harga mobil sejenis yang diimpor pihak resor. Tawaran Marlip bahkan lebih baik karena disertai garansi lima tahun dan penggantian suku cadang gratis setahun pertama.

Sebenarnya bukan soal harga, tetapi bagaimana penghargaan terhadap pencapaian teknologi. Kalau semua bersikap begitu, bagaimana industri kita mau maju? lanjut peraih gelar magister manajemen dari Universitas Indonesia itu.

Kapal pun berlayar

Menyiasati keengganan kalangan industri, peneliti LIPI angkatan 1986 itu berinisiatif mendirikan perusahaan Marlip Indo Mandiri pada tahun 2003, di mana ia menjabat direktur utama. Awalnya tujuh pegawai bekerja di bekas garasi di Bandung dengan sewa Rp 7,5 juta per tahun. Kini perusahaan sanggup menghasilkan 300-an unit per bulan berskenario perakitan. Untuk mempertahankan usaha di tengah seretnya pesanan, Masrah pun menerima pembuatan pagar.

Pengajuan kredit tambahan modal perusahaan pun ditolak bank karena soal jaminan. Tiga sertifikat hak paten miliknya tidak berlaku di mata bank.

Untuk mengatasi kendala lemahnya modal itu, Masrah menggaet 15 usaha kecil dan menengah di sekitar Bandung yang pernah gulung tikar di sekitar untuk menyuplai komponen sekaligus menjadi investor. Mereka kini memasok 40 persen komponen, seperti pembubutan, karet, per, dan jok dengan sistem pembayaran dilakukan setelah Marlip laku.

Masrah mengakui ada risiko cukup besar dalam sistem suplai komponen seperti itu. Namun, semua berjalan didasari keyakinannya atas masa depan Marlip yang kian benderang.

Kini proyek Marlip telah melibatkan 17 peneliti LIPI yang mendukung pengembangan sistem. Seiring dengan meningkatnya citra dan waktu, mereka yakin hanya soal waktu Marlip akan diproduksi massal. Masrah pun yakin ketika berujar, Perahu ini tidak akan oleng.
Sumber : Harian Kompas
Senin, 28 November 2005
GESIT ARIYANTO

Read More......

Minggu, 06 Januari 2008

MOBIL LISTRIK


MOBIL LISTRIK...
Selain Paten Sistem Penggerak Mobil Listrik *, beberapa desain mobil berpenggerak listrik yang berhasil diproduksi dan dipasarkan saat ini melalui perusahaan MARLIP INDO MANDIRI, merupakan hasil kerja keras yang dirintis sejak tahun 1996 di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia hingga sekarang. Menjadi Cita-Cita sejak awal untuk mewujudkan MOBIL LISTRIK di jalan raya, pada tahun 2001 berhasil mewujudkan 1 prototipe yang diberi nama "Marlip-SmartCar (warna merah).
Keterbatasan biaya dala melakukan riset dan pembuatan prototipe, akhirnya beberapa desain diproduksi untuk memenuhi kebutuhan di kawasan khusus:
Desai peruntukan : Padang Golf. TEMPAT WISATA. PERUMAHAN & ERKANTORAN. PATROLI PENGAMANAN KAWASAN KHUSUS. BANDARA & PELABUHAN. RESORT HOTEL. KAWASAN INDUSTRI & PERGUDANGAN. DAPAT DIMODIFIKASI UNTUK KEPERLUAN YANG LEBIH KHUSUS ...
Dalam waktu dekat di tahun 2008 ini, bersama TIM, kami mencoba memperkenalkan sebuah desain Electric City Car yang akan diproduksi dan dipasarkan untuk kendraan pribadi dan memiliki kemampuan beroperasi 180 Km (daya jelaja) dengan kecepatan rata-rata 60-80km/jam dengan muatan 4 orang. tipe ini sangat pas untuk digunakan sebagai kendaraan di perkotaan dimana setelah melakukan survey, jenis kendaraan yang pas untuk perkotaan sbb:
- kecepatan rata-rata 50 km/jam
- 4 penumpang
- CC rendah (tidak boros BBM) jalan macet
- Ramah Lingkungan (Kota-kota di INA, Tingkat Polusi Membahayakan)
- Penggunaan (Rumah-Kantor-Sekolah-Belanja/Mall-Keliling kota) rata-rata 50 -120 km
MARLIP CityCar adalah sebuah jawaban :
Mohon Do'a Restu..

Read More......

SEKILAS TENTANGKU...

MASRAH, Lahir dan di besarkan di Rampoang. Luwu. Sulawesi Selatan pada hari Jum’at tanggal 10 Maret 1972, meraih Sarjana S-1 Teknik Elektro Universitas Muslim Indonesia (UMI) dan tahun 2001, Menyelesaikan program S-2 di universitas Padjajaran Bandung dalam bidang Manajemen Sumber Daya Manusia.Sejak tahun 1997, Menjadi Peneliti di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pada bidang keahlian Mesin-mesin Listrik dan Elektronika daya pada Kedeputian Ilmu Pengetahuan Teknik hingga saat ini dalam jabatan Peneliti Muda-LIPI, dalam aktifitas dibidang pemasyarakatan Iptek, aktif sebagai Pembicara dalam forum-forum seminar Nasional dan Internasional, aktif dalam penulisan buku dan makalah yang diterbitkan di berbagai jurnal Ilmiah, pada bidang penelitian, aktif dalam kegiatan riset dibidang teknologi baik dalam skala Nasional maupun Internasional. Bidang Penerapan Iptek, aktif dalam penggalian teknologi untuk kemasyarakatan dibuktikan dengan berbagai hasil karya teknologi tepat guna ciptaannya yang diterapkan di Masyarakat pedesaan, Bidang Kepemudaan, aktif dalam kegiatan kepemudaan sebagai pembicara dalam forum-forum LSM dan organisasi Kemahasiswaan & Kepemudaan.

Masrah Family :
Isteri : Rina Yusnita, SH
Anak
1. M. Iqbal Maulana Hasanuddin (L)
2. Nurilmi Zafira Adeliah (P)
3. M. Ikhsan Maulana Tqwim (L)
3. Marsya Mutia Molina (P)
Berbagai karya teknologi yang ditemukan dalam kegiatan penelitian diantaranya adalah 2 (dua) buah Paten dalam bidang “Sistim Penggerak mobil Listrik” 3 (tiga) buah Disain Industri “Disain dan prototype kendaraan kegunaan mobilisai pasien, mobil industri, mobil wisata” dan 1 (satu) buah Lay Out Sirkuit/Tata Letak sirkuit “Solid State Speed Kontrol 400 Ampere untuk kendali efisiensi tinggi pada mobil listrik”. Karya tersebut telah diindustrikan dan diproduksi dan dipasarkan keseluruh wilayah indonesia melaui perusahaan “ Marlip Indo mandiri” yang didirikan yang dipimpinnya sejak tahun 2002 di Bandung.Atas karyanya tersebut, berbagai penghargaan telah diraih; pada tahun 2005 mendapat anugera Satye lencana Bintang Wira Karya dari Presiden RI, tahun 2005, mendapatkan penghagaan berupa Peniti Emas Pertama dari Rektor Universitas Muslim Indonesia serta pada Konres HMI yang Ke-XXV memperoleh penghargaan sebagai Kader Berprestasi dengan penyematan PIN HMI di hadapan Presiden RI di makassar.Kiprahnya pada organisasi profesi, Ditunjuk oleh Menristek sebagai salah seorang dari 7 orang ahli menjadi TIM gugus depan Transportasi Nasional dalam merumuskan “Wite paper” sebagai acuan bagi presiden dalam menetapkan kebijakan di sektor transportasi nasional, aktif dalam keanggotaan Ikatan Ahli otomotif (IATO), Anggota Persatuan Insinyur Indonesia (PII),Tim Komersialisasi dan pengembangan manajemen di LIPI, Ketua komisi Indonesia Electric Vehicles Society dan pada tahun 2002 bersama-sama dengan rekan di ITB mendirikan dan menjadi pengrus di Masyarakat Elektronika Daya Indonesia.Pengalaman di organisasi Mahasiswa sebagai aktivis HMI, dan IPMIL, perna menjabat sebagai sekretaris umum HMI Korkom UMI dan Ketua komisariat Bone-bone IPMIL, juga perna menjabat sebagai Ketua Umum Senat mahasiwa Fakultas teknik-UMI serta terpilih menjadi Formatur Sekjend Himpunan Mahasiwa Elektro se-Indonesia. Dalam organisasi kepemudaan saat ini sebagai salah satu ketua di DPD-TK I AMPI Jawa Barat dan Ketua Komisi Riset dan pengembangan Iptek DPP-KNPI periode 2005-2008.*************

Read More......